Toge mengedipkan sebelah matanya untuk menyemangati Megumi.
“Megumi! Gue, Nobara ama Toge nunggu disini ya”
Itu kata-kata Maki. Megumi ingat ia berjalan di antara asap rokok dan aroma alkohol. Ditatapi pandangan mesum para pria di sana. Matanya mencari-cari pria yang kemungkinan bisa diajak berbicara. Semua menatap mesum dan remeh, Megumi jadi takut meskipun ia seorang lelaki.
Setelah lama berputar-putar ia memutuskan berjalan menuju ke arah yang dilabeli tempat khusus, disana ada empat orang pria yang salah satunya dikenali Megumi.
'Okkotsu Yuuta? Senior kelas 12 sedang apa disini? ... Tempat khusus?.. Apa hubungan dia dan ketiga orang lain?'
Ingin Megumi berbalik ke tempat sahabatnya untuk memberi tahu hal ini, namun saat itulah matanya tertuju pada sosok tampan bertattoo yang sedang duduk melihat ke arahnya. Mata pria itu terkadang tertutup, kadang terbuka.
Megumi melihat pria itu nampak tak acuh pada sekelilingnya. Ia bahkan mengabaikan saja gadis-gadis yang mendekatinya dan membuat para gadis itu pergi dengan rasa kecewa.
Megumi memberanikan diri mendekatinya.
Semakin dekat...
Akhirnya mengambil posisi duduk di sisi si tampan, entah kenapa Megumi merasa cukup familiar dengan wajah ini.
Sukuna tidak tahu apa yang merasuki dirinya sehingga tertarik dengan bocah berambut hitam dari foto yang dikirim Suguru kemudian tergiur pergi ke club favorit mereka,
Club yang diperuntukkan khsus 21 tahun ke atas. Yah, terkecuali jika anda punya uang, maka semuanya beres. Okkotsu Yuuta contohnya.
Sejak awal, dari meja bartender hingga duduk di sofa khusus dia dan teman-temannya, Sukuna tidak pernah berhenti mengamati pemuda lugu bersurai hitam itu. Bertanya-tanya dalam hati apa yang akan ia lakukan disini.
Sukuna menghela nafas kecewa melihat pemuda kesayangannya barusan pergi keluar, ohh jadi untuk apa dia kesini kalau alasan Sukuna bersenang-senang sudah pergi?
Melampiaskan emosi, Sukuna menegak minuman memabukkan itu dengan cepat.
Suguru yang melihatnya tertawa keras. Setelah puas ia mengejek, “Ow oww santai bung, anda terlalu liar.”
“Ck... Udah gak minat gua.” Kata Sukuna dengan ketus.
“Hahaha santai-santai, siapa tahu tu anak balik lagi kesini. Liat, temen-temennya keliatan nungguin sesuatu.
Eh yut, gak nyamperin Majikan Kecil lo?”
Yuuta menyeringai licik, “Entar bang, nunggu moment.”
Kemudian Suguru melirik ke arah Mahito dengan wajah datar melihat pria itu sudah terbang ke alam mimpi. What the hell, orang sinting mana yang datang ke club buat tidur.
Kembali ke Sukuna yang merasa patah hati, tanpa sadar ia telah menghabiskan banyak botol alcohol dosis keras hanya karena pemuda cantik itu? Namun siapa peduli.
“Oh iya bang, ngomong-ngomong dia namanya Megumi, adek kelas gua. Dia temennya ponakan lo si Yuuji.” Ujar Yuuta yang tentu saja tidak bisa didengar Sukuna yang sudah mabuk berat.
Pikirannya sudah tidak bisa fokus, yang ditunggu tak kunjung datang. Dalam keadaan nya yang hampir kacau total, banyak emosi tercampur-aduk di kepala Sukuna. Ah sial, problematik keluarga Kaya raya.
Samar-samar ia melihat seorang wanita yang sangat cantik berjalan ke arahnya, tampak pemberani namun mata lugu dan bening nya tidak bisa bohong. Wajahnya mirip pemuda yang hilang tadi.
Siapa? Kembarannya?
Suguru mengernyitkan dahi, merasa ia pernah melihat gadis yang berjalan ke arah mereka. Sementara Yuuta beranjak pergi entah mau berbuat apa.
Melihat ternyata gadis super cantik yang ia hampir kira jelmaan bidadari ini menghampiri Sukuna, setitik rasa kecewa muncul di benak Suguru. “Yah, sayang banget dia datengin lo suk. Suk? Heh sadar lo. Yaudah gue nganterin Mahito balik dulu. Selamat bersenang-senang.”
Dan dengan sengaja ia meremas bokong sintal Megumi. Buat 'gadis' itu merona hebat. Dan tentunya hal ini memancing rasa kaget Suguru. Ia jadi penasaran terhadap gadis ini namun urungkan niatnya setelah melihat 'Kode rahasia' dari sukuna. Dan Suguru pergi menyisakan dua insan yang entah akan berakhir seperti apa.
“Tuan, apa kau sendirian?”
Ketika akhirnya 'gadis' itu berbicara kepada Sukuna, suaranya terdengar sangat menggoda. Seperti afrodisiak alami yang mampu merangsang nafsu tiap sepatah kata nya.
Tidak tahan, Sukuna ingin membawa gadis itu ke ranjang, membantingnya, menelanjanginya, menikmati, memuja dan merusaknya sampai 'gadis' itu memohon ampun yang teramat sangat. Kemudian jika sudah puas tentu akan Sukuna buang seperti barang tidak berharga.
Gadis ini hanyalah calon sampah bagi Sukuna.
Namun ketika menatap iris zamrud nya, hati Sukuna berdesir.
Sihir jenis apa ini?
Menggelengkan kepala, Sukuna mencoba mengusir sesuatu yang abnormal barusan dari kepalanya, dan berusaha membalas pertanyaan sang 'gadis' dengan rayuan telak,
Namun sudah terlambat. Sukuna terlalu mabuk berat. Ah biarkan saja sisi bawa sadar nya mengambil alih.
“Tuan, apa kau sendirian?”
“Hmmm ....”
“Mau kutemani?”
Kala itu Megumi merasa dirinya persis seperti slut dalam film yang sering ditonton Nobara. Si pria tak merespon, ia justru menenggak lagi minumannya. Saat itulah ponsel Megumi berbunyi. Sebuah pesan dari Maki ....
“Bagus, dekati dia dan tanyakan namanya kalau perlu minta nomor ponselnya!”
Megumi mendengus kesal. Jangankan mendekati orang mabuk, mendekati orang waras saja Megumi kesusahan.
Banyak sapaan dan kalimat tanya yang dilontarkan Megumi untuk pria itu tapi tak ada satupun yang dijawab, pria ini hanya menatapnya dengan pandangan antara sayu dan mengantuk.
Karena bosan, Megumi berniat mencari target baru. Tapi siapa sangka saat Megumi berdiri dan hendak pergi, lengan kurusnya ditarik sampai tubuhnya terhempas masuk ke dalam dekapan tubuh atletis itu. Megumi tak sanggup berontak, semua terjadi dengan cepat.
Tubuh Megumi ditangkap dan disentakkan sampai kemudian jatuh terduduk di atas pangkuan tegap itu. Pinggang rampingnya direngkuh.
Wajah mereka sangat dekat, Megumi dapat mencium aroma alkohol menyengat dari bibir pemuda itu.
“Cantikku, kenapa kau berniat pergi setelah menggodaku mati-matian? Nakal sekali hmm?”
Pria itu langsung menyambar bibir ranumnya. Mencuri ciuman pertama Megumi. Melahap rakus bibirnya .... Dalam ciuman sensual mereka, megumi merasa seluruh sarafnya melemas.
“Kau tahu, Kakekku ingin agar aku menjadi penggantinya, kau tahu? aku ini masih muda. Belum saatnya aku diberi beban seberat itu!”
Tangan lain pria itu mengelus paha dalam Megumi dengan gerakan memutar. Megumi panik dalam diam.
“Rok yang bagus, pakaian yang sexy, sangat sexy. Kau ... cantik, siapa namamu?” Ia bertanya tapi matanya kadang tertutup kadang terbuka. Jelas pria ini tidak dalam keadaan waras. Megumi tak menjawab.
“Aku Ryomen Sukuna, kau tahu Ayahku? Si Tua Bangka itadori, orang tua kaya raya yang tidak memberi anaknya ini kelonggaran untuk menikmati masa muda! Tapi aku tidak peduli tentu saja. Aku akan biarkan seluruh warisan Itadori untuk keponakanku tersayang. Sementara aku memutuskan .. untuk hidup dengan marga mendiang ibuku...-
Sukuna menenggak alcohol lagi kemudian melanjutkan racauan nya
“Dan hidup bergelimang harta sebagai Ryomen. Namun Ayahku ingin aku menggabungkan kedua perusahaan, berengsek. Tentu saja aku tidak sudi. Dia ingin Yuuji hidup nyaman tapi malah menyusahkanku. Ini pembodohan, Yuuji masih akan menderita di keluarga selama masih ada orang orang sial itu. Aku akan mendidik keponakanku sendiri sehingga posisinya dalam keluarga aman. Kau tahu cantik? Inilah cerita mengapa aku tidak menggunakan Itadori, dan aku hidup sebagai Ryomen Sukuna.”
Megumi terkejut, ia sangat syok mendengar penuturan panjang pria ini. Tahulah Megumi di mana ia merasa pernah melihat wajah tampan nya. Tentu saja karena ini adalah Ryomen Sukuna yang tersohor itu. Pria tampan owner tunggal Ryomen inc. Dan anak tunggal dari Konglomerat Tuan Tua Itadori pasca meninggalnya ayah Yuuji. Ryomen Sukuna.... Paman Yuuji.
Megumi menggelengkan kepalanya, sisi warasnya tertampar, ia ingin melepaskan diri dari rengkuhan pria tampan ini. Bukan hanya karena Megumi takut, tapi juga Megumi tak ingin berurusan dengan keluarga konglomerat itu. Tapi kenyataannya adalah,
...rengkuhan itu semakin erat.
Sukuna yang mabuk dan lupa segalanya, menggigit sensual telinganya, dan mengecupi leher jenjangnya, membuat pemuda yang belum genap 17 tahun itu mengerang protes.
Suara erangan itu diartikan lain oleh Sukuna yang sedang mabuk berat. Megumi ingin menolak tapi tenaga Sukuna jauh lebih besar, pun ketika pria itu menggendongnya bridal menjauhi kerumunan orang-orang mabuk, ia tak mampu melepaskan diri.
'Ayah, Kak Satoru.. tolong Megumi'