#stripping


Lampu neon merah menyala di dalam ruangan saat pria cantik itu menggerakkan tubuhnya di sekitar tiang. Rambutnya hitam nya yang basah karena keringat, titik kecil dibawah mata, dan kulit pucat mulusnya di bawah lampu tampak mempesona. Dipadukan dengan tali merah yang melilit di tubuhnya memancarkan feromon erotis yang membuat semua orang terengah-engah.

Semua mata tertuju padanya seperti biasa, dia menyukainya. Dia suka ketika pria atau wanita memperhatikannya, menjilat bibir mereka atau bergerak di sekitar tempat duduk mereka saat melihatnya. Dia tahu dia cantik, itulah intinya. Tapi sekarang, dia tidak bisa menahan perasaan sedikit gugup saat melihat pria yang dikenalnya mengawasinya dari sudut ruangan.

Pria itu adalah individu besar dan agung yang kehadirannya menuntut rasa hormat.

Dia datang bersama temannya duduk di sudut paling spesial di club, dan dilindungi sehingga 'ayam' manapun tidak mudah mendekati mereka. Singkatnya, mereka adalah tamu VIP.

Semua stripper di tempat ini begitu menginginkan untuk bisa 'melayani' salah satu diantara dua bos besar tersebut. Tidak terkecuali Zhanghao.

Dari awal bekerja hingga sekarang, dia hanya melakukan striptease tanpa tambahan 'service' apapun untuk tamu meskipun banyak yang membayar mahal.

Dia punya prinsip.

Tapi prinsip itu lebur secara memalukan ketika dia pertama kali bertemu dengan Sung Hanbin tanpa disengaja. Pria itu mendekati Zhanghao yang baru saja selesai melakukan pekerjaan dan berkata,“Tarianmu sangat cantik, aku tidak pernah tertarik dengan orang-orang disini tetapi kamu adalah pengecualian, mungkin jika kamu mampu menggodaku kedepannya, kita bisa melewati malam yang menggairahkan.” Kemudian dia mengelus pinggangnya sebelum berjalan keluar dari club dengan beberapa bodyguard.

Zhanghao termangu. Tanpa sadar jiwa nya seolah-olah terbakar, itu sangat panas sehingga mematahkan prinsip yang Zhanghao pegang dari sejak awal.

Dia menyelesaikan tariannya dengan sempurna seperti biasa. Kemudian turun dari panggung menyisakan tatapan lapar dan cabul dari orang-orang yang menginginkannya namun tidak bisa menggapainya.

.

.

Zhanghao bersorak dalam hati ketika dia akhirnya melihat Hanbin berjalan ke arahnya, ketika tatapan mereka bertemu dia langsung tahu bahwa malam ini adalah malam dimana bos besar akhirnya akan menidurinya. Mereka hanya bertemu dua kali sebelumnya, tapi Zhanghao memiliki imajinasi yang liar, segala macam skenario Hanbin menidurinya tercetak di kepalanya dan itu membuat dia tidak sabar.

Hanbin mendatangi Zhanghao dan berdiri di depannya.

“Selamat malam, bos,” sapa si cantik dengan senyum menggoda.

“Aku tidak suka basa-basi, jadi aku akan berterus terang.” kata Hanbin tanpa salam. Zhanghao hampir bisa merasakan betapa terangsangnya dia. “Aku benar-benar ingin meniduri seseorang sekarang dan aku ingin itu kamu,” kata bos besar itu dengan tatapan intens dan Zhanghao benar-benar merasakan masa miliknya berkedut. Rasanya sangat luar biasa, dia merasa sangat hebat, bahwa dari semua orang yang bekerja malam ini, bos datang langsung kepadanya, hal itu membuat egonya melambung.

“Itu bisa diatur,” Zhanghao menjilat bibirnya, menatap pihak dengan lapar.

“Apakah kamu pernah tidur bersama seseorang malam ini?”

“Tidak, bukan hanya malam ini. Selama bekerja disini aku tidak pernah membawa siapapun ke ruangan. Tapi ketika pertama kali melihatmu, aku selalu berpikir kamu mungkin akan menemuiku suatu saat nanti,” yang lebih tua mengakui kebenarannya.

“Jadi kamu menunggu di sini, menjaga dirimu tetap kencang dan bersih untukku? Kau mengagetkanku, Zhanghao, aku tidak akan menyangka kau adalah anak yang baik,” kata Hanbin pelan, memegang dagu Zhanghao di antara jari-jarinya. Udara di antara mereka tiba-tiba berubah menggetarkan.

“I can be good when I want,” Zhanghao berkata pelan kemudian menambahkan sedikit seringai, “But I can be also very bad.”

“And I like turning bad boys into good ones,” bisik Hanbin, ketegangan di antara mereka semakin kental. Jarinya mengelus tahi lalat dibawah mata si cantik.

“Is that a challenge, Mr. Sung? You think you can break me?”

“I know I can,” kata bos itu dan dia terdengar sangat percaya diri sehingga Zhanghao tidak ragu lagi dan itu membuatnya semakin bersemangat.

“Let’s go then,” Zhanghao melompat turun dari kursi bar dan tanpa sepatah kata pun, mereka pergi bersama dan menuju ke ruang VIP. Zhanghao berharap ini akan menjadi kamar yang akan sering dia kunjungi, dia bertekad untuk meledakkan pikiran bos besar itu untuk membuatnya datang lagi.