“Hyeon!”
Zhanghao berlari melintasi halaman dan menghampiri Jeonghyeon yang menunggunya di depan mobil.
“Kok kamu beneran ke sini, sih?” Zhanghao sedikit terengah. Rambutnya disisir asal-asalan , dan masih ada sedikit sisa masker yang terburu-buru dicuci di pelipisnya.
“Ya katanya kamu mau dipeluk,” Jeonghyeon mengedikkan bahu. “Jadi aku ke sini.”
“Yah, iya, sih. Tapi 'kan kamu nggak harus ke sini juga,” kata Zhanghao, bibirnya mengerucut cemas.
“Jadi nggak mau dipeluk, nih?”
“Mau!” Zhanghao buru-buru berujar, wajahnya memerah. “Mau banget.”
Jeonghyeon tertawa. Ia merentangkan tangan, dan Zhanghao langsung menghambur ke pelukannya.
“Gimana?” Jeonghyeon mendekap Zhanghao, meletakkan dagu di puncak kepala pemuda mungilnya. “Udah enakan?”
Zhanghao mengangguk. Tangannya melingkar erat di pinggang Jeonghyeon. “Kok tau sih mood aku lagi nggak enak?”
“Yah, kamu selalu minta dipeluk kalau lagi badmood, 'kan?” Jeonghyeon mengecup rambut kekasihnya.
Zhanghao memeluknya semakin erat dan membenamkan wajah di dada Jeonghyeon. Jeonghyeon membiarkannya, sampai pemuda itu menarik diri lebih dulu.
“Makasih ya udah repot-repot ke sini,” kata Zhanghao, senyumnya mengembang lebar. Ia berjinjit untuk mengecup pipi Jeonghyeon. “Sayangnya Zhanghao emang terbaik, deh.”
“Iya, dong. Mana ada lagi cowok yang baik, perhatian, dan ganteng kayak aku. Iya, 'kan?”
Zhanghao mencibir, tapi kemudian tertawa. “Iya, deh. Sayangku emang nomor satu sedunia!”
“Bukan sealam semesta?”
Zhanghao memutar mata dan Jeonghyeon terkekeh. “Ya udah, aku pulang dulu,” ujar Jeonghyeon. “Kamu masuk, istirahat. Besok kita kencan seharian.”
“Oke!” Zhanghao menyahut riang. Ia melambai dan menunggu Jeonghyeon masuk ke mobil. “Sampai ketemu besok, Hyeon!”
Jeonghyeon mengangguk. Ia menyalakan mesin, dan melambai kecil pada Zhanghao sebelum berlalu meninggalkan rumah pemuda itu.
Jeonghyeon menarik laci dashboard, mengeluarkan kantung cokelat di dalamnya sambil berusaha tetap fokus menyetir. Sebuah kotak beludru hitam diambil, lampu jalan membuat cincin berlian di dalamnya sejenak berkilauan. Senyum tipis terulas di bibir Jeonghyeon.
“Sampai ketemu besok, Baobei'er”