DEVIL SUNG HANBIN
cw // nsfw, Cheating, minor DNI 🔞, semi public sex (in car), Non Con (jgn ditiru), dll.
“Baik rapat malam ini selesai, kalian saya bubarkan.”
Semua orang di ruangan itu menghela nafas lega, akhirnya 2 jam yang mencekam bersama bos besar telah berakhir.
“Kecuali Sekretaris Zhang. Ada hal yang harus saya diskusikan dengan anda.”
Zhanghao baru saja akan bangkit dari tempat duduknya dan pulang bersama yang lain ketika gerakannya terpotong oleh kalimat yang membuat hati nya seperti dihantam oleh sebeton batu.
Itu lagi. Selama 6 bulan dia sudah terbiasa dengan kondisi ini, namun bukan berarti dia menerima dengan lega.
Orang mana yang ingin dijadikan sebagai pemuas nafsu pribadi terlebih dengan kondisi sudah memiliki tunangan?
Namun Zhanghao tidak mempunyai pilihan lain. Sung Hanbin mempunyai senjata di tangannya, sehingga dia tidak punya kemampuan untuk menolak Sung Hanbin dan obsesinya.
Mata Zhanghao meredup terkulai. Tanpa sadar dia melempar pandangan kearah rekan kerjanya, seakan meminta pertolongan. Namun mereka bahkan tidak melihat kearahnya sama sekali, dan tetap berjalan dengan tenang. Seolah-olah menghindari bencana paling besar.
Sung Hanbin mendekati Zhanghao kemudian membungkuk dan berbisik di telinganya “Datang ke mobilku.”
Hati Zhanghao mencelos
.
.
.
“Pelan-pelan, uuummmm ahhhhh.....”
Hanbin meluruskan punggungnya, memasukkan penisnya lebih dalam lagi. Wajah Zhanghao semakin memerah saat dia mendongakkan kepala kesakitan.
Hanbin seketika mencumbu jakun Zhanghao, menyesap dan menggigitnya sambil memegang kedua paha Zhanghao dengan erat dan dalam satu kali sodokan, dia berhasil memasukkan penisnya sepenuhnya ke dalam pantat Zhanghao.
Zhanghao mulai bernapas terengah-engah. Sekujur tubuhnya mulai terasa lemah, dia berpegangan pada Hanbin karena tidak bisa bergerak lagi.
Hanbin berkata sambil terengah-engah, “Setiap kali aku menggagahimu, kamu selalu menjadi lemah....pasrah tidak mau melawan sedikitpun walaupun aku menggagahimu dengan kasar. Sekretaris Zhang, kamu sungguh mahluk paling menawan untuk dilecehkan.”
Zhanghao menangis, itu bukan karena dia tidak mau melawan. Tapi dia tidak bisa..
“Cantikku sayangku, jangan menangis.”
Hanbin membenarkan posisinya lalu mengayunkan kembali pinggulnya keluar dan ke dalam dengan sodokan penuh tenaga pada lubang pantat yang semakin terasa panas tersebut.
Tubuh Zhanghao terpantul-pantul ke depan dan belakang, dia juga menggelinjat tak terkendali dan bahkan hampir jatuh dari kursi. Hanbin mencengkeram pinggangnya seerat mungkin, menampar pantat Zhanghao bersamaan dengan hentakannya yang kencang.
Saat tubuh mereka bergumul, suara air dikocok mulai terdengar memenuhi seluruh bagian mobil yang sempit ini. Hasrat Hanbin terbakar dengan cepat setiap kali dia menggoyangkan pinggulnya. Setiap sodokkan yang dia lancarkan ke dalam pantat Zhanghao, suara “plak plak plak” terdengar keras.
Zhanghao melenguh dan mendesah, pinggangnya yang ramping bergerak ke depan, ke belakang, mengiringi hentakan maut Hanbin.
Hanbin memegang lengannya lalu menariknya hingga duduk, “Duduklah, kamu yang gerak.”
Zhanghao mengeluh dengan suara parau, “Gimana caranya aku duduk? Tempatnya sempit.”
“Kepalamu menunduk saja terus duduk. Aku mau penisku masuk lebih dalam lagi. Aku juga mau lihat kamu duduk diatas penisku, gesekkan pinggulmu akan membua milikku masuk jauh lebih ke dalam lagi.” Hanbin mencubit pipi Zhanghao, jarinya dimasukkan ke dalam mulut Zhanghao, dan sengaja dimainkan untuk menggoda lidahnya.
Zhanghao menjilati jari Hanbin. Dimana kedua tangannya sendiri berada diatas dada Hanbin, sembari dia duduk diatasnya.
Karena dia agak tinggi, kepalanya pasti akan memantuk dinding mobil setiap kali dia terpantul keatas. Sehingga Zhanghao pun hanya bisa memposisikan tubunya lebih nyaman dan menunduk lebih dalam, semakin dalam dan sangat dalam sampai dia bisa melihat pantatnya menelan daging batangan raksasa Hanbin, sedikit demi sedikit. Gerakan seperti ini biasanya akan semakin merangsang nafsu seksual seseorang hingga tiada akhir.
Gerakan pinggul Zhanghao terlalu lamban menurut Hanbin, sehingga Hanbin pun tak sabaran lagi sampai menggenggam erat pinggul Zhanghao lalu menyodokkan pinggulnya sendiri keatas dan kebawah secepat mungkin, penisnya yang tebal benar-benar mengocok lubang pantat Zhanghao yang lembab dan panas itu. Zhanghao jadi mendesah tak karuan. Sekujur tubuhnya gemetaran.
Suara yang timbul akibat sodokan maut Hanbin saat ini membuat matanya jadi merah terbakar. Dia lalu membelai dada Zhanghao kemudian meremas kedua puting imut di dadanya sambil bersuara parau,
“Mendesahlah lagi, teruskan, Zhang Hao suara desahanmu terdengar nikmat sekali, aku masih ingin mendengarnya.” dia kembali menyodokkan pinggulnya lebih kuat lagi, sodokannya tersebut membuat Zhanghao mendesah berkelanjutan diikuti dengan tubuhnya yang melompat-lompat naik turun mengikuti sodokan Hanbin tersebut.
Hanbin kemudian menampar pantatnya, “Aku bilang lebih cepat, lebih cepat.”
Napas Zhanghao mulai tercekat saat dia memainkan pinggulnya dan membuat penis raksasa Hanbin masuk dan keluar dari lubang pantatnya. Namun gerakan seperti ini tentunya tidak akan memuaskan nafsu Hanbin, sehingga dia pun menggenggam pinggul Zhanghao kembali lalu menyodokkan pinggulnya lebih kencang lagi.
“Ah ahhhh ahhhh.....terlalu cepat- ah ah ah-” Zhanghao merasa dia seperti sedang mengendarai kuda. Aksi Hanbin terlalu liar, terlalu kasar. Dia akan jatuh dari punggung kuda ini tidak lama lagi!
Hanbin menyodokkan pinggulnya ke dalam lubang pantat Zhanghao yang mulai melembut namun tetap panas itu. Dengan posisi seperti mengendarai kuda ini, di setiap hentakkan akan membuat penetrasi yang tidak bisa dibayangkan dalamnya.
Zhanghao digagahi dengan kenikmatan yang sama lebih dari ratusan kali, begitu banyak hingga dirinya merasa telah disiksa oleh kenikmatan ini hingga tidak sadarkan diri. Dia mencapai pelepasan yang ketiga kalinya.
Ketika dia mulai meragukan bahwa Hanbin adalah manusia, Hanbin akhirnya mulai melambankan gerakannya.
Tubuh bagian atas Zhanghao terbaring diatas pelukan Hanbin, dia sangat lelah hingga tidak ingin menggerakkan satu jarinya sekalipun.
Hanbin tidak lagi menyodokkan pinggulnya. Dia menikmati kondisi dimana penisnya yang masih berada di dalam pantat Zhanghao, dimana penisnya diselimuti dengan erat oleh dinding-dinding lubang yang lembab dan hangat.
Zhanghao mulai bersuara terengah-engah, “Kamu masih belum keluar juga?”
Hanbin membelai punggungnya dengan lembut, “Harus sekarang? Kamu udah nggak bisa lanjut lagi?”
“Nggak bisa….”
Hanbin tersenyum lembut di telinganya. Tiba-tiba, dia mengeluarkan penis raksasanya itu dari tubuh Zhanghao. Belum sempat Zhanghao bernapas lega, Hanbin menjulurkan tangan ke bawah, gerakannya sama sekali tidak diduga.
“A- Apa yang kamu lakukan?”
“Biar aku cepet klimaks.”
Zhanghao belum sempat membuka mulut untuk berbicara, penis Hanbin yang panas dan besar itu menyodoknya kembali tanpa peringatan sedikitpun. Karena gerakan yang mengejutkan itu, Zhanghao tidak bisa merasakan dengan jelas bahwa Hanbin telah melepaskan kondom yang dipakainya barusan!
“Ahhhh… tunggu.. Kamu.. apa kamu nggak make.. ahhh!”
Hanbin mencium bibirnya dan berbisik, “Aku mau klimaks di dalam perutmu, pokoknya jangan sampai ada spermaku yang keluar sedikitpun dari pantatmu itu, semua harus keluar di dalam, milikku sangat unggul, harusnya kamu hamil sebentar lagi. Nggak masalah sih. Aku juga gak benci sama anak-anak, jadi telan saja spermaku ini ke dalam pantatmu itu.”
“Tidakkkk....” Zhanghao mencengkeram lengannya, membuat gerakan melawan dengan sekuat tenaga namun sia-sia jika dihadapkan dengan kekuatan Hanbin.
“Jangan.. please.. ahh ahh.. aku mohon.. hiks… jangan..” Zhanghao menggelengkan kepalanya dengan ribut penuh rasa panik.
“Ssh.. jangan berisik sayang...”
Sebelum Zhanghao bisa menghentikan lebih lanjut, Hanbin menyodokkan pinggulnya dengan cepat dan penuh tenaga, Zhanghao tidak sanggup menahannya, dia hanya bisa pasrah menerima sodokan demi sodokan dari Hanbin, titik kewarasan dalam hatinya berharap agar pria yang sedang mengagahinya ini tidak mengeluarkan benih di dalam perutnya.
Tidak lama kemudian tubuh Hanbin menegang dan cairan panas mulai masuk di dalam tubuh Zhanghao. Dia merasakan sensasi pantatnya seperti terbakar oleh panasnya cairan sperma tersebut.
Zhanghao terengah-engah hebat, mata nya memerah tidak mampu lagi melihat dengan jelas, bibirnya terbuka dan air mata menggantung disudut matanya. Siapapun bisa menebak kekacauan apa yang telah terjadi dengan melihat ekspresinya.
Hanbin membelainya dengan lembut dan memijat punggungnya, pinggangnya, serta sekujur permukaan tubuh Zhanghao yang menurut dia adalah miliknya. Hatinya terasa penuh dengan kepuasan karena telah memiliki orang ini (Zhanghao). Dia lalu mencium Zhanghao, dan bersuara parau, “Mendesahlah. Hanya di depanku kamu boleh mendesah seperti ini. Hanya aku yang boleh mengisi lubang pantatmu itu. Kamu milikku, Zhanghao, kamu sepenuhnya milikku.”
Pandangan Zhanghao mulai kabur, di bawah siksaan kenikmatan, pikirannya jadi sedikit linglung.
Dan ketika sisi rasionalnya kembali, dia membelalakkan matanya ketika menyadari bahwa tubuh bagian bawahnya diisi oleh sperma Sung Hanbin!!
“K-kamu… kamu…!!”
Hanbin menahan tubuh Zhanghao yang panik dan gelisah, dia mencium sensual bibirnya dengan seringai tajam di akhir, “Ya, sayangku? Kamu bisa merasakannya? Aku mengeluarkan cairan cintaku semuanya. Di dalam perutmu.”
Tubuh Zhanghao bergetar hebat. Pandangannya seketika menjadi gelap.